Jelang Ramadhan, Masyarakat Pekon Sanggi Unggak Lakukan Tradisi Bulangekh
BANDARNEGERISRMUONG - Masyarakat Pekon Sanggi Unggak, Kecamatan Bandar Negeri Semuong, melaksanakan kegiatan Bulangekh atau membersihkan diri dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, Sabtu (18/3).
Kegiatan tersebut dihadiri Staff Ahli Bupati Muhaimin Sastra Negara mewakili Bupati Tanggamus Hj Dewi Handajani. Turut hadir Camat Bandar Negeri Semuong Suhairi, perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tanggamus, Inspektorat, Uspika, Kepala Pekon se- Kecamatan Bandar Negeri Semuong, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan majelis taklim di kecamatan setempat.
Tokoh Adat Pekon Sanggi Unggak Abu Sahlan menjelaskan, Bulangekh atau membersihkan diri dengan cara mandi bersama adalah tradisi masyarakat Lampung yang sudah turun temurun dilaksanakan setiap tahunya dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan. Namun sayangnya tradisi ini sudah mulai punah sejak 60 tahun lalu.
\"Tujuan Tradisi Bulangekh atau Bulangekhan ini untuk membersihkan diri, supaya kita lebih khusuk dalam menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan,\" kata Abu Sahlan.
Abu Sahlan yang juga Kepala Pekon Sanggi Unggak menambahkan, Tradisi Bulangekhan dengan cara mandi bersama ini biasanya dilakukan di kali besar. Karena diwilayah pekon setempat tidak ada kali besar sehingga hanya diambil contoh yakni dua pasang muli mekhanai atau bujang gadis Lampung yang kemudian disiram atau dimandikan.
\"Jadi tradisi ini kita gali kembali dan akan kita lestarikan,\" ujarnya.
Pun Sahlan -sapaan akrabnya- melanjutkan, supaya kegiatan Bulangekhan lebih menarik, saat ini kegiatan tersebut dikemas dengan tradisi, budaya, adat istiadat dan agama.
\"Kalau dulu Tradisi Bulangekhan cuma mandi bersama aja, jadi kegiatanya cuma sebentar. Nah, biar lebih menarik, sekarang kegiatan tersebut digabung, ada tarianya, bubandung, hadroh dan tausiah siraman rohani,\" terangnya.
Biasnya, masih Pun Sahlan, di beberapa daerah lain tradisi Bulangekhan disebut dengan Bulingau dan Ngelap. \"Untuk di wilayah Tanggamus, mungkin di pekon kita ini kegiatan Bulangekhan yang dilaksanakan dengan cukup meriah. Karena sudah sejak lama kegiatan ini memang tidak pernah diadakan,\" ungkap Pun Sahlan yang juga pemilik Museum Keratuan Semaka itu.
Ia berharap, melalui kegiatan ini, kedepanya generasi penerus lebih mengetahui dan melestarikan tradisi, adat dan budaya Lampung. (uji)
Sumber: